Pagi itu, aku terbangun
dengan mata yang sembab dan membengkak. Semalam aku menangis di kamar sampai
ketiduran. Entah berapa lama aku berderai air mata. Yah, aku baru saja
mengalami kejadian yang membuat aku begitu sakit. Seorang cowok yang tanpa
sengaja masuk dalam kehidupanku kini malah menghancurkan semuanya......
Aku mengenal Dimas dari
Santi,teman dekatku. Kebetulan tiap malem Dimas latihan silat di samping ponpes
tempat ku mengaji kala malam hari. Awalnya aku biasa aja dengan kehadirannya.
Ga ngefek sama sekali. Tapi hari-hari berikutnya Dimas memulai kedekatan kami
dengan sekedar menitip salam padaku. Ga ada yang spesial memang. Tapi hari-hari
ku kini mulai terasa indah dengan keberadaanya.
Hanya saja kebahagiaan itu
tak berlangsung lama. Disaat aku mulai menyukainya, tak ku sangka Dimas malah
nembak Santi. Aku bener-bener ga tau harus berbuat apa. Tentu saja aku tak bisa
menyalahkannya karna ini memang hak mereka. Aku mencoba ikhlas dengan
hubungan mereka. Aku berusaha tegar dan mendukung hubungan mereka meski
sebenarnya hati ku begitu sakit. Itu semua aku lakukan karna aku masih
menghargai Santi sebagai shbat ku. Aku memilih mengalah daripada harus
kehilangan sahabat ku hanya karna seorang cowok. Meski hati kecil ku masih
tetap mengharapkan Dimas.
Meski pacaran ama
Santi,tapi nyatanya tetep aja Dimas ga pernah absent menghubungi ku. Entah sms
atau pun telpon. Aku bingung harus bersikap gimana. Karna rasa ikhlas ku lah
yang kini menuntunku untuk tetap berhubungan dengan dimas. Jujur saat itu aku
benar-benar telah merelakan Dimas.
Jadi apa salahnya jika aku
menerima telpon dan smsnya. Sayangnya pikiranku masih terlalu cetek untuk
menyikapi hal itu. Tentu saja kedekatanku dengan Dimas yang telah ku
anggap “teman” itu membuat Santi cemburu. Ia mengira Dimas selingkuh. Dan aku
lah selingkuhannya! Kini antara Aku dan Santi serasa ada pemisah yang membuat
kami tak lagi bisa seakrab dulu. Ada rasa canggung saat kami ngobrol,seperti
orang yang baru kenal.
Hampir 2 tahun lamanya
aku tak pernah bertemu lagi dengan Dimas sejak saat itu. Ia tak pernah lagi
menghubungiku,atapun Santi. Dimas seperti menghilang di telan bumi. Akupun
perlahan bisa menghapusnya dari ingatan ku dan Santi juga telah kembali seperti
sedia kala,meski sekarang ia agak tertutup soal cowok.
Kini hari-hari ku semakin
berwarna setelah masuk di Madrasah Aliyah. Yah,menjadi anak baru tentunya
bukan hal yang gampang. Karna aku termasuk anak yang sulit beradaptasi. Aku
terlalu cuek dengan apa yang ada di sekitar ku. Namun kini aku telah memiliki
beberapa teman akrab.
Tapi hanya satu yang kurasa
telah benar-benar akrab. Namanya Putri. Dia temen sebangku ku. Anak nya cukup
asyik, meski terkadang ada saat-saat dimana aku merasa muak padannya. Ada
bberapa sifatnya yang tak ku suka. Dia terlalu pede dan kalo ngomong ato
ngpapa’’in asal jeplak aja!uukh..yang paling bikin aku sebel saat bersamanya,
ngeliat cowok ganteng dikit aja langsung dah tuh kaya ikan kena pancingan.
Klepek-klepek ga jelas! Mending kalo di niatin ama satu cowok. Nah ini.. tiap
ada cowok selaluu aja tingkahnya gtu. Bikin aku tambah mual. Tapi mo diapain
juga dia tetep temen terbaik ku(untuk saat ini).
Entah mimpi apa yang ku
dapat semalem, pagi itu aku shock setengah mati denger cerita putri soal cowok
barunya. Cowok itu... Dimas!! Dimas yang ku kenal beberpa tahun lalu. Yang
telah hilang dari kehidupanku setelah menorehkan luka di hati ku. Aku tak habis
pikir! Aku memang telah mengenalkan putri pada temen ku yang posisinya juga sbg
temen deketnya Dimas. Tapi aku ga pernah mikir semua ini bakal salah
alamat.
Justru Dimas lah yang kini
jadian dengan putri. Oh God!! Semoga waktu sedang bercanda..! aku ga mau
kejadian itu terulang kembali. Aku takkan sanggup jika harus mengulangnya.
Berpura-pura tegar seperti dulu. Aku muak!! Tapi kenyataanya kini,mereka memang
jadian. Tak ada yang bisa ku lakukan selain merelakan mereka. Sama seperti yang
ku lakukan dulu. DEMI
SAHABAT,!! T,T
By : Penulis Cerpen
0 comments:
Post a Comment